4 Keutamaan Sholat Dhuha Yang Sangat Luar Biasa
Blog Khusus Doa - Salah satu keutamaan atau manfaat sholat sunnah dhuha yaitu dilancarkannya pintu rezeki bagi orang yang menunaikannya. Selain itu, ternyata ada beberapa Keutamaan Sholat Dhuha yang Sangat Luar Biasa, seperti; orang yang menunaikan sholat dhuha pahalanya menyamai pahala orang haji dan umrah yang sempurna, akan dimudahkan dan dicukupi segala urusannya sampai tamat siang, dan masih banyak lagi.
Sungguh sangat luar biasa. Untuk itu, mulai kini jangan sungkan-sungkan lagi ya untuk menunaikan sholat sunnah yang satu ini. Karena banyak sekali manfaat dan keutamaan yang sanggup kita peroleh.
Dan berikut yaitu beberapa Hikmah dan Keutamaan Shalat Sunah Dhuha selengkapnya:
Ilustrasi : Sujud (Sholat Dhuha) |
Sholat Dhuha = Mengganti Sedekah Dengan Seluruh Persendian
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda; يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
Artinya :
Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) yaitu sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at. (HR. Muslim no. 720).
Padahal persendian yang ada pada seluruh badan kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan yaitu 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
Artinya :
Sesungguhnya setiap insan keturunan Adam diciptakan dalam keadaan mempunyai 360 persendian. (HR. Muslim no. 1007).
Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini sanggup digantikan dengan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits dari Buraidah, ia menyampaikan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ
Artinya :
Manusia mempunyai 360 persendian. Setiap persendian itu mempunyai kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang bisa berzakat dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak bisa melaksanakan menyerupai itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at. (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyampaikan bahwa hadits ini shahih ligoirohi)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, "Hadits dari Abu Dzar yaitu dalil yang menyampaikan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at" (Syarh Muslim, 5: 234).
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Hadits Abu Dzar dan hadits Buraidah menyampaikan keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menyampaikan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini sanggup dikerjakan rutin dan terus menerus” (Nailul Author, 3: 77).
Shalat Dhuha = Akan Dicukupi Urusan di Akhir Siang
Dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تَعْجِزْ عَنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Artinya :
Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di tamat siang. (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud no. 1289, At Tirmidzi no. 475, Ad Darimi no. 1451 . Syaikh Al Albani dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyampaikan bahwa hadits ini shahih)
Penulis ‘Aunul Ma’bud –Al ‘Azhim Abadi- menyebutkan, “Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari banyak sekali hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha sanggup menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan kalau terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aunul Ma’bud, 4: 118)
At Thibiy berkata, “Yaitu engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai sesudah engkau shalat sampai tamat siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di tamat siang.” (Tuhfatul Ahwadzi, 2: 478).
Shalat Dhuha = Mendapat Pahala Haji dan Umrah yang Sempurna
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; « مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
Artinya :
Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah kemudian ia duduk sambil berdzikir pada Allah sampai matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia menyerupai memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, tepat dan sempurna. (HR. Tirmidzi no. 586. Syaikh Al Albani menyampaikan bahwa hadits ini hasan)
Al Mubaarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jaami’ At Tirmidzi (3: 158) menjelaskan, “Yang dimaksud ‘kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at’ yaitu sesudah matahari terbit. Ath Thibiy berkata, “Yaitu kemudian ia melaksanakan shalat sesudah matahari meninggi setinggi tombak, sehingga keluarlah waktu terlarang untuk shalat. Shalat ini disebut pula shalat Isyroq. Shalat tersebut yaitu waktu shalat di awal waktu."
Sholat Dhuha = Termasuk Shalat Awwabin (Orang yang Kembali Taat)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين
Artinya :
Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali taat). Inilah shalat awwabin. (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib 1: 164)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Awwab yaitu muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang menyampaikan bahwa maknanya yaitu orang yang kembali taat” (Syarh Shahih Muslim, 6: 30).
Itulah beberapa Keutamaan dan Manfaat Sholat Dhuha yang tentunya sangat luar biasa. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selalu menunaikan sholat shunnah dhuha. Amien ya Rab.
Sumber https://www.blogkhususdoa.com
Belum ada Komentar untuk "4 Keutamaan Sholat Dhuha Yang Sangat Luar Biasa"
Posting Komentar